Heri Budianto adalah narasumber
untuk kelas Kapita Selekta pada hari Kamis, 27 Oktober 2016. Beliau merupakan
seorang analis politik yang kredibilitasnya tidak perlu diragukan lagi karena
telah sering menjadi narasumber dalam berbagai acara televisi. Pada hari itu
beliau membawakan tema tentang komunikasi politik. Menurutnya komunikasi
politik adalah komunikasi untuk melihat realitas politik yang mencakup pemilu,
partai politik, pilkada dan lain sebagainya. Segala hal memiliki makna di dalam
ilmu komunikasi dan itulah yang membedakannya dengan ilmu-ilmu lainnya.
Untuk memudahkan kami para
mahasiswa/i memahami materi yang ia bawakan, Pak Heri selalu memberikan contoh
yang mudah dan merupakan bahasan yang dekat dengan kami. ‘Pernahkah ada yang berpikir mengapa sidang
Jessica tidak pernah menghadirkan ahli komunikasi? Yang hadir selalu ahli
forensik, ahli toksikologi, psikolog dan ahli lainnya tapi tidak pernah ahli
komunikasi. Padahal ahli komunikasi dapat memahami lebih jauh tentang pesan
verbal dan non verbal.’ Itu adalah
pertanyaan yang diberikan kepada kami dan lumayan membuat kelompok saya
menyadari mengapa selama ini ilmu komunikasi tidak pernah diperhitungkan
sebagai ilmu yang penting dan kompeten di mata masyarakat.
Kemudian pembahasan pun berlanjut
kepada pemusatan definisi politik. Dalam politik terdapat aktor politik yang
banyak melakukan dramaturgi. Contohnya perilaku seorang aktor politik persis
seperti aktor dalam televisi yang banyak bersandiwara, berbeda perilakunya di
depan dan belakang panggung politik. Terlalu banyak rekayasa yang dilakukan
para politisi yang kerap kali membodohi publiknya. Dan lebih parahnya lagi
publik mau-mau saja dibodohi terus-terusan.
Terdapat 3 elemen politik:
-
Orang politik
o
Parpol = partai politik seperti Gerindra,
Golkar, PDIP dan lainnya.
o
Pressure group
= pengamat di televisi yang kerap mengkritisi masalah politik
o
Ormas
o
Teroris
o
Pemerintah
-
Media
Memiliki motif
politik contohnya banyak pemilik televisi yang memanfaatkannya untuk
kepentingan politik seperti kampanye terselubung.
Memiliki motif
ideologi contohnya media memiliki hubungan dengan pendirinya seperti Kompas dan
PDIP yang memiliki relasi ideologi sehingga Kompas jarang memberitakan tentang
keburukan PDIP.
Memiliki motif
ekonomi karena media selalu mementingkan rating
dan share yang tinggi.
Memiliki motif
idealisme yang merupakan dasar produksi konten TV. Terkadang idealisme TV bertentangan
dengan wartawannya.
-
Warga negara
Masyarakat suatu
negara memiliki hak dan kewajiban yang harus dipenuhi.
Menurut kelompok
kami, ketiga elemen politik tersebut harus mampu bersatu dengan baik agar dalam
negara tercipta keharmonisan yang baik. Seharusnya setiap elemen saling mendukung
satu sama lain agar tercipta kedamaian. Saat ini sedang banyak warga negara
yang terprovokasi untuk berpikir negatif akibat paparan media dan pemerintah
yang berlebihan. Sebagai warga negara harusnya tau mana yang baik dan mana yang
buruk serta menyadari mana yang salah dan mana yang benar. Pemerintah dan media
juga harus sadar bahwa uang bukanlah segalanya sehingga terkadang rela membodohi
masyarakat demi mendapat keuntungan sebesar-besarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar