Selasa, 29 November 2016

Fotografi dan Aplikasinya (24 November 2016)



Kelas Kapita Selekta pada hari Kamis 24 November 2016 kedatangan seorang dosen tamu bernama Didiet Anindita. Beliau adalah seorang fotografer profesional sejak tahun 1989. Pengalaman beliau sebagai fotografer kebanyakan didapatkan dari profesinya sebagai fotografer majalah. Kini beliau bekerja sebagai fotografer freelance. Ia juga mengatakan bahwa ia sering merekrut anak-anak dari Fakultas Ilmu Komunikasi Untar untuk dijadikan partner kerja ketika sedang mendapatkan sebuah proyek fotografi.

Topik yang ia bawakan adalah seputar fotografi dan metodenya terutama fotografi untuk majalah. Ia mengatakan bahwa teori yang diajarkan dalam fotografi akan berbeda 180 derajat dengan prakteknya. Sehingga semakin banyak praktek maka kita akan semakin ahli dalam fotografi.

Redaksi dalam majalah memiliki beberapa elemen yaitu:
-          Pemred
-          Fotografer
-          Redaktur pelaksana
-          Desain grafis
-          Pengarah gaya
-          fashion

Menurutnya dalam cover majalah, yang terpenting adalah modelnya tidak menutupi tulisan judul-judul artikel yang diletakkan di cover. Tapi juga jangan sampai wajah model tertutup oleh judul-judul tersebut. Namun terdapat sebuah majalah yang namanya tertutup oleh modelnya. Contohnya seperti gambar di bawah ini:


Gambar di atas adalah Majalah Femina dan kita tetap bisa mengetahui nama majalah tersebut walaupun tertutup oleh modelnya. Mengapa hal itu dapat terjadi? Karena Majalah Femina sudah terkenal sejak dulu sehingga masyarakat sudah mengetahui bentuk tulisan dari majalah tersebut sehingga walaupun tulisannya tertutup, masyarakat tetap tahu bahwa itu Femina.

Menurut Pak Didiet terdapat suatu ilmu yang penting dalam fotografi di majalah yaitu gradasi atau zone system. Itu adalah teknik gradasi dari gelap ke terang atau dari terang ke gelap. Kita dapat bermain dengan gradasi warna agar membuat foto menjadi lebih hidup. 


Setiap fotografer pasti memiliki idealisme masing-masing, memiliki gaya dan selera fotografi yang berbeda-beda namun ketika menjadi seorang fotografer maka harus menuruti keinginan klien. Keinginan klien harus diutamakan sehingga menjadi seorang fotografer tidak boleh terpaku idealisme diri. Bekerja menjadi fotografer di Indonesia memiliki kesulitan tersendiri yaitu klien yang tidak dapat mengatakan dan menggambarkan foto seperti apa yang diinginkannya. Sehingga seorang fotografer harus mampu memahami seperti apa foto yang diinginkan oleh klien.
 
Menjadi seorang fotografer majalah seperti Pak Didiet juga tidak mudah karena terkadang foto model yang dijadikan untuk cover majalah seringkali menuai kontroversi seperti contohnya baju model yang terlalu terbuka atau posenya yang terlalu berani. Namun hal menantang seperti itu perlu dilakukan untuk menaikkan perhatian masyarakat pada majalah. Biasanya hal tersebut dilakukan ketika majalah sedang mengalami penurunan tingkat pembaca. Sehingga seorang fotografer harus dapat mempertahankan pilihannya dalam menggunakan foto yang dijadikan cover majalah. 

Pak Didiet juga pernah menjadi fotografer untuk iklan minuman dan tips yang terpenting darinya adalah untuk membuat sebuah foto untuk iklan harus ada logikanya. Harus dipikirkan juga bagaimana agar pesan apa yang ingin disampaikan pada masyarakat dapat tersalurkan dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar